Minggu, 22 Juni 2014

Komunitas Orang Depok akan memperingati 300 Tahun

Siapakah sebenarnya sosok Cornelis Chastelein ? Apakah kaitan beliau dengan cikal bakal kota Depok dan bagaimanakah peran serta beliau dalam pembentukan 12 nama keluarga / marga yang ada di Depok ? Bagaimana proses pembentukan Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein ?
Cornelis Chastelein adalah seorang pejabat VOC (Vereneging Oost Indische Compagnie) yang membeli lahan-lahan / tanah-tanah garapan dari Pemerintah Belanda (pada waktu itu). Dikemudian hari, lahan-lahan / tanah-tanah garapan tersebut dikenal sebagai kawasan Gambir, Senen, Seringsing, Mampang, Karang Anyer (Depok Ilir) dan Depok.
Cornelis Chastelein mengembangkan lahan-lahan / tanah-tanah garapan tersebut sesuai situasi dan kondisi masing-masing. Khusus lahan-lahan / tanah-tanah garapan - yang pada saat ini dikenal sebagai kota Depok - Cornelis Chastelein mengembangkannya menjadi kawasan pertanian dan perkebunan antara lain karet, coklat, kelapa, bambu serta daerah persawahan. Hal tersebut dilakukannya mengingat situasi dan kondisi alam yang subur, banyak sumber air, curah hujan yang tinggi dan kontur tanah yang mendukung.
Dalam mengelola tanah-tanah / lahan-lahan yang dikuasainya, Cornelis Chastelein memerlukan banyak sekali tenaga kerja. Bertitik tolak dari kebutuhan tersebut, maka ia mencarinya dengan merekrut para tenaga kerja dari pelbagai daerah di Indonesia.
Sebagai pejabat VOC, Cornelis Chastelein tidak menerapkan sistem perbudakan atas para pekerjanya. Bahkan, beliau membebaskan para pekerjanya itu dari ikatan perbudakan dan menjadikannya orang-orang merdeka serta membagikan tanah-tanah / lahan-lahan garapan kepada mereka masing-masing untuk dikelola lebih lanjut.
Khusus untuk tenaga-tenaga kerja yang ditempatkan di kawasan Depok - yang pada umumnya berasal dari Indonesia Bagian Tengah dan Indonesia Bagian Timur - beliau memberikan nama keluarga / marga bagi para kelompok pekerja yang telah menjadi miliknya.
Surat wasiat yang ditulis oleh Cornelis Chastelein pada tanggal 13 Maret 1714 menjelaskan bahwa nama-nama keluarga / marga yang diberikan adalah Bacas, Isakh, Jacob, Jonathans, Josep, Laurens, Leander, Loen, Samuel, Soedira, Tholense danZadokh. Keluarga-keluarga inilah yang menjadi cikal bakal bertumbuhnya komunitas masyarakat Depok sekaligus merupakan para ahli waris tanah Depok (untuk selanjutnya disebut “Komunitas Orang Depok”). Surat wasiat itu sendiri dinyatakan mulai berlaku setelah Cornelis Chastelein wafat pada tanggal 28 Juni 1714 dan sekaligus juga diingat sebagai tanggal dan tahun berdirinya Jemaat Masehi Depok.
Dalam perkembangan selanjutnya, para keturunan dari Komunitas Orang Depok ini kemudian bersepakat membentuk Lembaga Cornelis Chastelein pada tanggal 4 Agustus 1952. Oleh karenanya tidak dapat dipungkiri bahwa lembaga ini merupakan lembaga tertua yang terbentuk di Depok.
Guna menghormati jasa-jasa Cornelis Chastelein, Komunitas Orang Depok ini juga mendirikan sebuah monumen berupa tugu pada tanggal 28 Juni 1914. Tugu peringatan tersebut didirikan tepat didepan gedung Gemeente Bestuur Depok (sekarang menjadi Rumah Sakit Harapan yang terletak di jalan Pemuda Depok). Adapun pemrakarsa dari pembuatan tugu peringatan pada waktu itu adalah Bapak Johannes Matijs Jonathans seorang pejabat Gemeente Bestuur Depok. Namun sangat disayangkan, pada kurun waktu tahun 1960an tugu ini dibongkar dengan alasan yang kurang jelas.
LATAR BELAKANG
Tanpa terasa pada tahun 2014 ini - tepatnya tanggal 28 Juni 2014 yang akan datang – Komunitas Orang Depok akan memperingati 300 Tahun Jemaat Masehi Depok.
Dewasa ini, proses interaksi sosial yang terjadi antar perorangan, kelompok ataupun sebaliknya, terlihat semakin dinamis dan menunjukan adanya peningkatan yang pesat, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Kebersamaan dan dialog adalah salah satu bentuk interaksi sosial yang dominan. Sebagai lembaga tertua di kota Depok, Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein Depok selalu berupaya menjadi pelopor sekaligus penggerak interaksi sosial yang positif dalam membangun/pembentukan komunitas yang punya identitas spesifik di tengah-tengah pembangunan bangsa yang kita cintai ini.
Bertitik tolak dari situasi dan kondisi tersebut diatas, maka dalam peringatan 300 Tahun Jemaat Masehi Depok, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tetap berlandaskan upaya untuk mengangkat kembali, meluruskan dan melestarikan warisan sejarah dan budaya Depok. 

sumber: kompasiana.com

Tim Bulutangkis Indonesia Gagal Total di Indonesia Open 2014

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky mendorong para pemain pelatnas untuk mau mengakui kelemahan mereka.
Hal ini dikatakannya setelah ganda putra Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan memastikan kekegalan Indonesia meraih gelar pada ajang BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014, Minggu (22/6/2014).

“Pemain harusnya berani mengakui kelemahan mereka. Dengan begitu pelatih bisa memberikan porsi latihan yang tepat,” ujarnya.

Ini menjadi salah satu bahan yang akan dievaluasi Rexy ke depan. Selain itu, fisik para pemain juga akan mendapatkan perhatian serius.

Kekalahan Ahsan/Hendra dari Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong di final disinyalir akibat menurunnya stamina kedua pebulutangkis ini. Pada semifinal Sabtu (21/6/2014) kemarin, peringkat satu dunia ini memang bermain selama 54 menit.

Mereka menaklukkan Kim Ki Jung/Kim Sa Rang melalui rubber game 21-13, 21-23, dan 21-13. Pekan lalu Ahsan/Hendra juga baru saja berkompetisi di Japan Open Super Series 2014.

Rexy tidak menerima kelemahan fisik menjadi alasan kekalahan tersebut. Ia mengatakan Lee dan Yoo juga menjalani turnamen yang sama dengan mereka. Bahkan, Lee juga berlaga di sektor ganda campuran dan juga mencapai final.

“Tadi  mereka memang kehabisan tenaga. Akibatnya mereka tak bisa keluar dari tekanan. Menyerang pun juga tidak bisa,” tuturnya.

Untuk itu ia menuntut tim pelatih dan untuk mempersiapkan fisik pemain agar mampu turun dalam dua hingga tiga ajang secara berturut-turut. Menurutnya, dua persoalan ini menjadi catatan penting yang harus segera diperbaiki PBSI.

sumber: tribun news

Terminal Bus antarkota di Sao Paulo Mirip Bandara

 SAO PAULO -- Barangkali terminal bus antarkota Portuguesa Tiete di Sao Paulo, Brasil bisa menjadi contoh bagi terminal-terminal bus yang ada di Indonesia. Bagaimana tidak, pengelolaan terminal Tiete layaknya bandara-bandara domestik yang ada di Indonesia. 
Terminal Tiete terlihat lapang, bersih, dan rapi sehingga membuat nyaman setiap calon penumpang. Dari terminal ini, bus-bus berukuran besar memulai perjalanan menuju berbagai kota besar di Brasil, misalnya Rio de Janeiro dan Belo Horizonte. Bus di terminal ini juga bisa mengangkut penumpang ke negara tetangga Brasil seperti Uruguay, Paraguay, Argentina, dan Cile. 
Sama sekali tak terlihat calo yang menawarkan tiket. Calon penumpang bisa langsung memilih bus yang akan digunakan karena di tempat itu sudah ada konter-konter yang menjual tiket bus. Di loket penjualan tiket juga terpampang jelas tarif bus dan jadwal keberangkatannya.
Di gerbang masuk terminal terdapat meja informasi bagi yang ingin bertanya lebih lanjut tentang rute, jadwal, dan tarif bus.  Bus dari daerah lain juga banyak yang berhenti di Tiete.
Para penumpang tinggal memilih mau melanjutkan ke arah mana di dalam kota Sao Paulo karena terminal sudah terintegrasi dengan bus kota (onibus), taksi, dan metro atau subway. Penumpang yang menunggu jadwal keberangkatan bisa menunggu dengan nyaman dalam terminal.
Pasalnya, suasana di dalam terminal lebih mirip pusat perbelanjaan atau mal. Banyak toko dan restoran yang membuka standnya sampai malam. Kondisi ini tentu jauh berbeda terminal bus di Jakarta, Indonesia seperti terminal Lebak Bulus, Pulo Gadung, dan Kampung Rambutan.

sumber: harian republika

Pesta Rakyat Jakarta 2014

JAKARTA--Pemerintah Kotamadya Jakarta Pusat akan menggelar pesta rakyat bernama Jakarta Pusat Fair 2014 di lapangan Silang Monas Jakarta pada 6-8 Juni 2014 untuk menyemarakkan Hari Ulang Tahun ke-487 Kota Jakarta.
Saefullah, Walikota Jakarta Pusat, mengatakan Jakarta Pusat Fair dibuka setiap hari pukul 10.00-21.00 WIB selama 3 hari berturut-turut dimeriahkan dengan bazar, panggung hiburan, dan pameran produk unggulan.
"Jakarta Pusat Fair merupakan event rutin yang digelar setiap tahun dan kali ini merupakan yang ketiga kali," katanya seperti dikutip dari laman Pemprov DKI Jakarta, Kamis (5/6/2014).
Menurutnya, pengunjung dapat membeli berbagai produk unggulan di semua stand bazar di arena Jakarta Pusat Fair 2014, termasuk menikmati aneka hiburan musik dan kebudayaan yang tersaji di area tempat hiburan rakyat tersebut.
Dia menjelaskan Jakarta Pusar Fair digelar dengan tujuan untuk memperlihatkan hasil produk unggulan dari para pelaku ekonomi usaha kecil menengah, khususnya yang ada di wilayah Jakarta Pusat.
Gelaran Jakarta Pusat Fair pada 6-8 Juni itu dilanjutkan dengan Pekan Rakyat Jakarta Monas yang rencana berlangsung pada 10-15 Juni untuk memeriahkan HUT ke-487 Kota Jakarta.

sumber: http://news.bisnis.com/read/20140605/77/233480/jakarta-pusat-gelar-pesta-rakyat-di-monas

Pemahaman Black Campaign & Negative Campaign

Kampanye hitam adalah kampanye yang dilakukan oleh suatu pihak untuk menyerang lawannya dengan meniup isu bohong, informasi yang sengaja diedarkan lebih banyak bohongnya daripada benarnya. Di Kompasiana pernah ditulis dalam artikel ‘Black Campaign = Hukum Kekekalan momentum‘ : “Black campaign adalah suatu model atau perilaku atau cara berkampanye yang dilakukan dengan menghina, memfitnah, mengadu domba, menghasut atau menyebarkan berita bohong yang dilakukan oleh seorang calon atau sekelompok orang atau partai politik atau pendukung seorang calon terhadap lawan atau calon lainnya”.


Sedangkan kampanye negatif adalah kampanye yang dilakukan suatu pihak untuk menyerang lawannya dengan mengemukakan aspek negtaif, hal-hal yang merugikan citra lawan, tapi mengandung kebenaran fakta. Pada Wikipedia ditemukan definisi “negative campaigning is trying to win an advantage by referring to negative aspects of an opponent or of a policy rather than emphasizing one’s own positive attributes or preferred policies”.


sumber: http://politik.kompasiana.com/2014/03/29/black-campaign-vs-negative-campaign-642847.html

Beberapa Prinsip Forensik

– Forensik bukan proses Hacking

– Data yang didapat harus dijaga jgn
   berubah

– Membuat image dari HD / Floppy /
   USB-Stick / Memory-dump adalah
   prioritas tanpa merubah isi, kadang
   digunakan hardware khusus

– Image tsb yang diotak-atik
    (hacking) dan dianalisis – bukan
    yang asli

– Data yang sudah terhapus
   membutuhkan tools khusus untuk
   merekonstruksi

– Pencarian bukti dengan: tools
   pencarian teks khusus, atau
   mencari satu persatu dalam image


sumber: wsilfi.staffgunadarma.ac.id

Tujuan IT Forensic

Bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta obyektif dari sebuah insiden/pelanggaran keamanan sistem informasi.
Fakta - fakta tersebut setelah diverivikasi akan menjadi bukti (evidence) yang akan digunakan dalam proses hukum.

sumber: wsilfi.staffgunadarma.ac.id