Siapakah
sebenarnya sosok Cornelis Chastelein ? Apakah kaitan beliau dengan
cikal bakal kota Depok dan bagaimanakah peran serta beliau dalam
pembentukan 12 nama keluarga / marga yang ada di Depok ? Bagaimana
proses pembentukan Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein ?
Cornelis Chastelein adalah seorang pejabat VOC (Vereneging Oost Indische Compagnie) yang membeli lahan-lahan / tanah-tanah garapan dari Pemerintah Belanda (pada waktu itu). Dikemudian
hari, lahan-lahan / tanah-tanah garapan tersebut dikenal sebagai
kawasan Gambir, Senen, Seringsing, Mampang, Karang Anyer (Depok Ilir)
dan Depok.
Cornelis
Chastelein mengembangkan lahan-lahan / tanah-tanah garapan tersebut
sesuai situasi dan kondisi masing-masing. Khusus lahan-lahan /
tanah-tanah garapan - yang pada saat ini dikenal sebagai kota Depok
- Cornelis Chastelein mengembangkannya menjadi kawasan pertanian dan
perkebunan antara lain karet, coklat, kelapa, bambu serta daerah
persawahan. Hal tersebut dilakukannya mengingat situasi dan kondisi alam
yang subur, banyak sumber air, curah hujan yang tinggi dan kontur
tanah yang mendukung.
Dalam
mengelola tanah-tanah / lahan-lahan yang dikuasainya, Cornelis
Chastelein memerlukan banyak sekali tenaga kerja. Bertitik tolak dari
kebutuhan tersebut, maka ia mencarinya dengan merekrut para tenaga
kerja dari pelbagai daerah di Indonesia.
Sebagai
pejabat VOC, Cornelis Chastelein tidak menerapkan sistem perbudakan
atas para pekerjanya. Bahkan, beliau membebaskan para pekerjanya itu
dari ikatan perbudakan dan menjadikannya orang-orang merdeka serta
membagikan tanah-tanah / lahan-lahan garapan kepada mereka
masing-masing untuk dikelola lebih lanjut.
Khusus untuk tenaga-tenaga kerja yang ditempatkan di kawasan Depok - yang pada umumnya berasal dari Indonesia Bagian Tengah dan Indonesia Bagian Timur - beliau memberikan nama keluarga / marga bagi para kelompok pekerja yang telah menjadi miliknya.
Surat
wasiat yang ditulis oleh Cornelis Chastelein pada tanggal 13 Maret
1714 menjelaskan bahwa nama-nama keluarga / marga yang diberikan
adalah Bacas, Isakh, Jacob, Jonathans, Josep, Laurens, Leander, Loen,
Samuel, Soedira, Tholense danZadokh.
Keluarga-keluarga inilah yang menjadi cikal bakal bertumbuhnya
komunitas masyarakat Depok sekaligus merupakan para ahli waris tanah
Depok (untuk selanjutnya disebut “Komunitas Orang Depok”). Surat
wasiat itu sendiri dinyatakan mulai berlaku setelah Cornelis
Chastelein wafat pada tanggal 28 Juni 1714 dan sekaligus juga diingat
sebagai tanggal dan tahun berdirinya Jemaat Masehi Depok.
Dalam
perkembangan selanjutnya, para keturunan dari Komunitas Orang Depok
ini kemudian bersepakat membentuk Lembaga Cornelis Chastelein pada
tanggal 4 Agustus 1952. Oleh karenanya tidak dapat dipungkiri bahwa
lembaga ini merupakan lembaga tertua yang terbentuk di Depok.
Guna
menghormati jasa-jasa Cornelis Chastelein, Komunitas Orang Depok ini
juga mendirikan sebuah monumen berupa tugu pada tanggal 28 Juni 1914.
Tugu peringatan tersebut didirikan tepat didepan gedung Gemeente Bestuur Depok
(sekarang menjadi Rumah Sakit Harapan yang terletak di jalan Pemuda
Depok). Adapun pemrakarsa dari pembuatan tugu peringatan pada waktu
itu adalah Bapak Johannes Matijs Jonathans seorang pejabat Gemeente Bestuur Depok. Namun sangat disayangkan, pada kurun waktu tahun 1960an tugu ini dibongkar dengan alasan yang kurang jelas.
|
LATAR BELAKANG
Tanpa terasa pada tahun 2014 ini - tepatnya tanggal 28 Juni 2014 yang akan datang – Komunitas Orang Depok akan memperingati 300 Tahun Jemaat Masehi Depok.
Dewasa
ini, proses interaksi sosial yang terjadi antar perorangan, kelompok
ataupun sebaliknya, terlihat semakin dinamis dan menunjukan adanya
peningkatan yang pesat, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Kebersamaan
dan dialog adalah salah satu bentuk interaksi sosial yang dominan.
Sebagai lembaga tertua di kota Depok, Yayasan Lembaga Cornelis
Chastelein Depok selalu berupaya menjadi pelopor sekaligus penggerak
interaksi sosial yang positif dalam membangun/pembentukan komunitas
yang punya identitas spesifik di tengah-tengah pembangunan bangsa yang
kita cintai ini.
Bertitik
tolak dari situasi dan kondisi tersebut diatas, maka dalam peringatan
300 Tahun Jemaat Masehi Depok, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
tetap berlandaskan upaya untuk mengangkat kembali, meluruskan dan
melestarikan warisan sejarah dan budaya Depok.
sumber: kompasiana.com
|
Minggu, 22 Juni 2014
Komunitas Orang Depok akan memperingati 300 Tahun
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar